HATI-HATI PADA NASIONALISME DAN KATA SAYA!
"Setuju! Say no, to nationalism!" Uswatun Chasanah CaJou
dalam sebuah komentarnya setelah membaca opini ini.
Pernah dengar kata sukuisme? Ya! itu paham kesukuan, di mana orang
sesuku bersatu-padu pada saat terjadi ancaman dari suku lain.
Mirip-mirip Egoisme.
Orang yang menganut paham sukuisme akan tercerai-berai manakala tidak
ada ancaman dari suku lain. Persatuan mereka diikat oleh asas manfaat.
Nasionalisme sendiri hanyalah keturunan paham dari egoisme dan sukuisme
hanya cakupan wilayahnya lebih lebar.
Perhatikan saja saat ada masalah dengan Malaysia atau Australia, hampir
seluruh orang dari berbagai suku siap menjadi relawan perang.
Paham ini jelas berbahaya karena bukannya mempersatukan tetapi justru
memecah-belah.
Ditinjau dari sudut Agama Islam, paham ini jelas tertolak dan tidak
diakui sebagai bagian dari ajaram Islam.
Perhatikan saat dikatakan semua muslim bersaudara. Paham nasionalisme
justru menjerumuskan pada perang saudara. Jadi hati-hati pada
Nasionalisme!
Lantas ada apa dengan kata saya? Mari kita simak uraian berikut!
"Saya" adalah kata yang memecah belah. Kata ini memilah-milah manusia ke
dalam dua kelompok: Anda dan semua orang lain.
Jika Anda yang kebetulan membaca tulisan ini adalah seorang pemimpin,
maka tugas Anda sebenarnya adalah menyatukan semua orang yang anda
pimpin, bukannya memilah-milah mereka.
Jika tidak ada satu pun negara yang dapat bertahan lama dengan terpecah
belah, demikian pula dengan organisasi yang Anda pimpin.
Perhatikan saat atasan Anda berkata!
"Karena Sayalah perusahaan ini berkembang."
Bagaimana perasaan Anda sebagai orang yang bekerjasama dengannya?
Bandingkan dengan kalimat berikut!
"Karena kita perusahaan ini berkembang."
Wow! Itu pasti kedengarannya menyenangkan.
Maka, hati-hatilah dengan kata saya!
Semoga Manfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar