Rabu, 23 April 2014

PERTEMUAN KHUSUS SEBUAH FIKSI

SEMARAK MILAD KE-51 BUDE SRI REJEKI.
MEMPERSEMBAHKAN KADO BERUPA CERMIN DENGAN JUDUL PERTEMUAN KHUSUS
Karya Eyang Wiro

"Ini undangannya, temui aku tepat jam 12 di sini!"
"Tapi aku ada acara."
"Sri, ini kesempatan sekali seumur hidup, camkan itu."
Ruang tamu masih didekor, 3 putrinya yang manis bersama suami terlihat sibuk mempersiapkan untuk acara orang yang paling mereka sayangi. Sri hanya mengamati dari balik gorden dan sesekali menatap undangan di tangannya.

***

Ting, ting ting, Lonceng berdentang 12 kali, gedung mewah berkapasitas ribuan orang itu sangat gemerlap, ornamen dan lampu antik menghiasi setiap sudutnya. Para undangan dengan penampilan yang sangat asing terlihat sumringah.
Mata Sri menangkap sosok perempuan yang tidak asing, menggunakan kebaya, tetapi ia lupa siapa namanya, wajah itu sangat familiar.

***

Ruang tamu sudah selesai dikerjakan, tiga putri berambut panjang itu kelelahan, begitupun dengan laki-laki berambut putih yang sejak tadi meniup balon. Mereka hanya tinggal menunggu tamu yang akan datang besok.

***

Gaun indah dengan motif bunga dibagikan kepada seluruh tamu wanita yang hadir, Sri menyodorkan undangan dan terperangah melihat daftar tamu yang datang. Sadar dengan antrian yang panjang ia segera menulis nama, tanggal dan tahun kelahirannya, SRI REJEKI, 21 APRIL 1964 (KTP), 21 APRIL 1963 (ASLI).

Perasaan Sri berdebar-debar, keringat dinginnya keluar, beruntung suasana dalam ruangan cukup meriah, alunan musik klasik di iringi syair nasehat kebaikan terus menggema.
SELAMAT ULANG TAHUN, NIKMATILAH SAAT-SAAT BAHAGIA INI. Sebuah tulisan yang tercetak tebal dengan warna yang unik terpampang di dinding gedung.

Wanita berkebaya itu terlihat menegur seorang perempuan cantik. Sri menguping pembicaraan mereka.
"Namaku Kartini lahir 1879."
"Aku Cherlotte Bronte lahir 1816."

Sri terkesiap, pantas saja tadi ia melihat nama Queen Elisabeth II, 21 April 1926, tertera di buku tamu. Astaga, ia mulai menyadari sesuatu.

Ia mulai sadar bahwa wanita yang mengenakan kebaya itu adalah RA Kartini. Dan wanita yang tadi diajaknya kenalan adalah penulis Novel terkenal berjudul Jane Eyre.
Kartini menyapa Sri yang terlihat gugup,

"Tak perlu takut, kita ke sini untuk berpesta, gaunmu indah sekali, ini gaun yang tadi diberikan padaku, ambil saja dan ini juga hadiah dari Bronte untukku, kau ambil saja." Sekarang ada tiga bungkusan digengamannya.

"Apa kau tahu, mengapa kau diundang ke sini?"

"Tidak, sungguh aku tidak tahu, selain hari ini aku berulang tahun."

"Karena kau hebat, wanita yang tegar, serta berprestasi,"

Saat acara akan berakhir, Kartini memeluk Sri dan membisikkan ucapan selamat ulang tahun, Saat melepas pelukan, Bu Sri sudah ada di rumah. Ia sudah tak mendengar lantunan musik klasik lagi, Ia mendapati Suami dan putrinya masih terlelap,

"Oh syukurlah," ucapnya lega.

Keesokan harinya, para tamu sudah mulai berdatangan, lihatlah ada Bunda Asih yang sedang asik bercengkrama dengan Bunda Asma Nadia. Ada mbah Jev, ada Eyang Wiro, ada koko Lie, ada Naidra, Dana, Putri Fikosa, Shanty dan banyak lagi.

Semua undangan yang datang membawa kado, Fieta, Edoh, Bunda Zhoe dan Rizki terlihat gembira sekali. Tak lupa mereka menyanyikan lagu Happy Birthday.

"Weew," suara Naidra mengejutkan seluruh isi ruangan, "jeng Sri, ini Novel yang paling ingin kubaca," suaranya meniru presenter kondang Jeremy Teti. Novel bertuliskan CHARLOTTE BRONTEE dengan Judul JANE EYRE itu dipeluk oleh Naidra seolah tak ingin melepasnya.

Buku itu adalah Novel yang disarankan oleh Pak Isa Alamsyah padanya, Sebagai penulis yang mampu menjiwai karakter wanita, novel itu sangat cocok, berkisah tentang wanita muda yang berjuang mengatasi berbagai tantangan yang mengerikan. Menurut cerita, Novel ini adalah salah satu karya terpenting dalam dunia sastra.

***
Acara pesta ulang tahun berjalan meriah, doa-doa kesehatan dan keselamatan serta derai tawa silih berganti.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar