Minggu, 20 Juli 2014

BALADA MUDIK

SAHUR PAK! EYANG WIRO TORAJA
BALADA MUDIK

Motor masih melaju, sementara jam sudah menunjukkan pukul entah jam berapa. Yang pasti mataku sudah berat, walaupun ngantuk motor tetap kencang menembus jarak.

"Pak, ndak capekkah? Singgah dulu ngantuk nih."

"Ah nanti saja di persimpangan, lagian di sini mau tidur di mana?" Tak lama kemudian beliau berhenti, buang hajat, setelah lega dikeluarkan sarung lalu mengikatku di badannya.
"Pak, kan malu sama orang, nanti kalau aku dianggap jamu gimana? Tuh banyak kunang-kunang yang lewat, kan malu, bulu hidung sudah beruban nih," Bapak tak mendengar ocehanku. Helmnya sudah mantap terpasang bak power rangers.

Entah berapa lama aku terlelap, sampai akhirnya terjaga tak jauh dari pos polisi. Bapak yang memakai jaket tentara tak gentar menerobos polisi yang menghadang.

Aku merasa nyaman dalam Sikap hero dan pemberaninya melintasi polisi tadi. Sempat kutengok ke belakang, rupanya Pak polisi menahan seluruh pengendara yang lewat dan membagikan bungkusan entah apa.

"Pak, tadi kok gak singgah?" pertanyaan itu kuajukan tak jauh dari kantor pos tempat beliau melepas lelah.

"Kalau pakai baju tentara semua polisi hormat, jadi buat apa singgah?"

"Tapi tadi, polisi itu bagi-pagi sesuatu lo, Pak,"

tanpa pikir panjang Bapak menyalakan mesin lalu meluncur meninggalkankanku.

Tak lama kemudian dia kembali membawa 2 kotak pemberian pak polisi, jatah sahur buat pemudik.

End!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar