Bocah nakal berlubang hidung dua, bermata dua, sekaligus beralis dua itu dimarahi ibunya. Hal ini disebabkan sepasang telinganya tak pernah cepat menangkap suara emas, gadis tua yang sedang mengomel di hadapannya.
Hanya hidungnya yang kembang-kempis, bersama luberan ingus. Kadang Eyang berfikir air matanya telah habis, sehingga hidung mengambil alih tugas matanya. walauku tahu Air hidung tak sejernih air matanya.
Bocah Gendut bernama Naya itu, tampak cemberut. Satu hantaman kecil
mendarat di bokongnya, membuat ia tertidur hingga orang yang ia panggil
ayah pulang dari kantor.
"Mungkin Naya cacingan Ma." kata lelaki yang mengadopsinya beberapa tahun lalu.
"Ah.. Papa, masa anak sehat begitu dibilang cacingan." bantah istrinya yang mandul itu.
"Kalau tak cacingan berarti kucingan dong Ma." kata pria itu tak mau kalah.
"Enak aja dikatain Kucingan, tedongan aja sekalian." Istrinya mulai kesal.
Seperti biasa saat istirnya ngambek, ia langsung menancapkan telunjuknya ke hidung kiri miliknya, lalu mengoleskannya ke pipi sang istri. Cemberut langsung berubah jadi ajang kejar-kejaran kecil dan berakhir dengan mandi wajib.
SEKIAN
"Mungkin Naya cacingan Ma." kata lelaki yang mengadopsinya beberapa tahun lalu.
"Ah.. Papa, masa anak sehat begitu dibilang cacingan." bantah istrinya yang mandul itu.
"Kalau tak cacingan berarti kucingan dong Ma." kata pria itu tak mau kalah.
"Enak aja dikatain Kucingan, tedongan aja sekalian." Istrinya mulai kesal.
Seperti biasa saat istirnya ngambek, ia langsung menancapkan telunjuknya ke hidung kiri miliknya, lalu mengoleskannya ke pipi sang istri. Cemberut langsung berubah jadi ajang kejar-kejaran kecil dan berakhir dengan mandi wajib.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar