RANTAI MAKANAN
Judul ini tidak ada hubungannya dengan isi cerita.
“Sejarah tidak akan menarik tanpa kebohongan.”
Berabad-abad yang lalu saat kucing masih mengonggong, Di sebuah gua yang sangat gelap hiduplah seorang pertapa yang usianya kira-kira sekitar 2000 tahun. Di depan gua itu terdapat sebuah tungku yang tidak pernah menyala. Pertapa itu hanya memakan serangga yang lewat disekitarnya, seperti serigala, biawak dan musang.
Pertapa itu telah bersekutu dengan rubah merah, siluman akhir zaman yang akan datang memporak-porandakan kerajaan majapahit, setelah kerajaan majapahit runtuh maka raja berinisiatif membangun kerajaan itu. Anggaran perusahaan pun disediakan untuk membeli semen. Akan tetapi dana untuk membeli pasir menipis. Akhirnya dipertebal dengan triplex. Karena kehabisan tenaga akhirnya kerajaan majapahit runtuh diterjang angin puting beliung.
Kemudian berdirilah kerajaan sriwijaya. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang manusia berkepala kuda. Berkaki semut berbadan ular berekor kucing, dan bermata elang. Ia dijuluki pangeran pusing. Selama pemerintahannya terjadi banjir bandang di Manado, angin putting beliung di wajo dan kekeringan di Sinjai.
Hindu pun mulai masuk ke kerajaan Sriwijaya di bawah oleh para perokok dari india. Kemudian kerajaan ini menganut agama Budha dibayang-bayangi oleh katolik. Tetapi Islam menahan serangan tersebut dengan formasi 4-4-2. Tetapi akhirnya jebol juga gawang kong hucu. Dengan skore telak 7-7. Dan berakhir imbang 1-0.
400 ratus tahun kemudian, kerajaan ini ditemukan tewas. Terdapat tusukan dibagian wajah, kemudian dibawah oleh pihak yang berwajib untuk di intogerasi. Ada 2 saksi mata. Saksi yang pertama kepala yang terpisah oleh badan. Saksi yang kedua seekor nyamuk betina yang sedang mengandung penyakit Aides.sehingga tidak ditemukan bukti autentik.
Saat itu polisi haus, dan ingin sekali mandi. Tetapi rumah sakit yang dituju sedang kebakaran. 7 Ambulans melarikan diri dan 12 kursi roda berunjuk rasa kekantor kapolsek setempat.
Kekacauan ini dimuat dalam sebuah surat kabar yang ditayangkan di sebuah radio. Dan ditonton oleh ribuan warga di Wamena. Sehari setelah berita ini diturunkan kemudian ditarik kembali karena terlalu re ndah dibawah permukaan laut.
Kita kembali ke berita olah raga. Seorang peloncat tinggi, meloncat setinggi-tingginya dan tak pernah kembali. Diduga atlet tersebut sedang bersilaturrami dengan awan.
Seorang pelari marathon memenangi lomba panjat pinang sebelum matahari tersipu malu melihat kelakuan dua remaja sedang memadu dua ekor bebek.
Sempat aku terpesona melihat keindahan pantai yeng penuh dengan lautan gunung berapi, diatas terbang bidadari – bidadari cantik yang penuh dengan pepohonan apel yang menguning membuat para petani di sawah bergembira ria menyambut malam tahun baru 2014. Sorak – sorai nelayan di lereng gunung terdengar lambaian tangan dari kejauhan membuat hati berdebar menunggu giliran untuk masuk wc membuang air besar, saat para wartawan membicarakan harga susu yang semakin mengantung dan harga telur yang semakin melonjat – lonjat keluar pagar mengejar para demonstran yang ricuh di depan gedung pasar membuat para pedagang berpesta rakyat bank mandiri menunggu giliran membuat cerita para penulis semakin masuk akal, jalur transportasi semakin lancer membuat lampu lalulintas galau sepanjang hari, dan kekuatan para penyihir jahat semakin kuat dan merajalela menelusuri ruang waktu yang semakin kumuh membuat kepadatan penduduk tak terhindarkan dari pemadaman lampu secara bergilir akibat tegangan.
Judul ini tidak ada hubungannya dengan isi cerita.
“Sejarah tidak akan menarik tanpa kebohongan.”
Berabad-abad yang lalu saat kucing masih mengonggong, Di sebuah gua yang sangat gelap hiduplah seorang pertapa yang usianya kira-kira sekitar 2000 tahun. Di depan gua itu terdapat sebuah tungku yang tidak pernah menyala. Pertapa itu hanya memakan serangga yang lewat disekitarnya, seperti serigala, biawak dan musang.
Pertapa itu telah bersekutu dengan rubah merah, siluman akhir zaman yang akan datang memporak-porandakan kerajaan majapahit, setelah kerajaan majapahit runtuh maka raja berinisiatif membangun kerajaan itu. Anggaran perusahaan pun disediakan untuk membeli semen. Akan tetapi dana untuk membeli pasir menipis. Akhirnya dipertebal dengan triplex. Karena kehabisan tenaga akhirnya kerajaan majapahit runtuh diterjang angin puting beliung.
Kemudian berdirilah kerajaan sriwijaya. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang manusia berkepala kuda. Berkaki semut berbadan ular berekor kucing, dan bermata elang. Ia dijuluki pangeran pusing. Selama pemerintahannya terjadi banjir bandang di Manado, angin putting beliung di wajo dan kekeringan di Sinjai.
Hindu pun mulai masuk ke kerajaan Sriwijaya di bawah oleh para perokok dari india. Kemudian kerajaan ini menganut agama Budha dibayang-bayangi oleh katolik. Tetapi Islam menahan serangan tersebut dengan formasi 4-4-2. Tetapi akhirnya jebol juga gawang kong hucu. Dengan skore telak 7-7. Dan berakhir imbang 1-0.
400 ratus tahun kemudian, kerajaan ini ditemukan tewas. Terdapat tusukan dibagian wajah, kemudian dibawah oleh pihak yang berwajib untuk di intogerasi. Ada 2 saksi mata. Saksi yang pertama kepala yang terpisah oleh badan. Saksi yang kedua seekor nyamuk betina yang sedang mengandung penyakit Aides.sehingga tidak ditemukan bukti autentik.
Saat itu polisi haus, dan ingin sekali mandi. Tetapi rumah sakit yang dituju sedang kebakaran. 7 Ambulans melarikan diri dan 12 kursi roda berunjuk rasa kekantor kapolsek setempat.
Kekacauan ini dimuat dalam sebuah surat kabar yang ditayangkan di sebuah radio. Dan ditonton oleh ribuan warga di Wamena. Sehari setelah berita ini diturunkan kemudian ditarik kembali karena terlalu re ndah dibawah permukaan laut.
Kita kembali ke berita olah raga. Seorang peloncat tinggi, meloncat setinggi-tingginya dan tak pernah kembali. Diduga atlet tersebut sedang bersilaturrami dengan awan.
Seorang pelari marathon memenangi lomba panjat pinang sebelum matahari tersipu malu melihat kelakuan dua remaja sedang memadu dua ekor bebek.
Sempat aku terpesona melihat keindahan pantai yeng penuh dengan lautan gunung berapi, diatas terbang bidadari – bidadari cantik yang penuh dengan pepohonan apel yang menguning membuat para petani di sawah bergembira ria menyambut malam tahun baru 2014. Sorak – sorai nelayan di lereng gunung terdengar lambaian tangan dari kejauhan membuat hati berdebar menunggu giliran untuk masuk wc membuang air besar, saat para wartawan membicarakan harga susu yang semakin mengantung dan harga telur yang semakin melonjat – lonjat keluar pagar mengejar para demonstran yang ricuh di depan gedung pasar membuat para pedagang berpesta rakyat bank mandiri menunggu giliran membuat cerita para penulis semakin masuk akal, jalur transportasi semakin lancer membuat lampu lalulintas galau sepanjang hari, dan kekuatan para penyihir jahat semakin kuat dan merajalela menelusuri ruang waktu yang semakin kumuh membuat kepadatan penduduk tak terhindarkan dari pemadaman lampu secara bergilir akibat tegangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar